Bob Soelaiman Effendi, Pakar Energi dan Lingkungan mengutarakan bahwa cadangan energi nasional seperti batu bara, minyak bumi, dan gas di Indonesia akan habis tahun 2040. Ini akan mengakibatkan krisis energi.
Berdasarkan data hasil penelitian Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta pendapat para pakar dan hasil dari analisisnya menyatakan bhwa Total fosil di negara kita habis di 2040.
“75 persen sumber energi listrik berasal dari batu bara dan migas. Karenanya ketika cadangan migas dan batu bara habis, pasokan listrik pun terancam”, tuturnya. Rabu (5/10)
“Selanjutnya apa? Bisa-bisa anak cucu kita nanti akan lebih melarat dari pada sekarang karena tidak ada listrik,” lanjutnya.
Bob S.F. mengungkapkan bahwa jika tidak ada solusi untuk menghadapi masalah krisis energi itu, pada tahun 2030 Indonesia akan menjadi net importir bahan bakar fosil. Artinya, jumlah konsumsi energi dalam negeri akan lebih banyak dibandingkan produksinya.
Karenanya, ia mendorong pemerintah segera mengeluarkan regulasi untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir. Lebih tepatnya tenaga nuklir berbahan baku thorium.
Langkah itu merupakan solusi alternatif yang bisa digunakan Indonesia dalam menghadapi krisis energi di masa depan seiring semakin habisnya batu bara, gas dan minyak bumi. Selain itu, menurutnya nuklir sebagai sumber tenaga listrik yang paling aman di dunia.
Memang pernah terjadi tiga kecelakaan reaktor nuklir di dunia. Tetapi itu tidak sebanding dengan kecelakaan yang diakibatkan teknologi fosil. terbukti jumlah kematian akibat nuklir lebih kecil dibandingkan pemanfaatan energi fosil seperti batu bara, gas dan minyak bumi, pungkasnya.
Ia memaparkan ada sebanyak 3.470.876 orang korban yang meninggal karena disebabkan energi fosil per tahun. Sedangkan untuk nuklir selama ini hanya 10.104 per tahun.
(JPNN/Pedulibumi)